Friday, March 23, 2007

10,000 experiments

Fail Your Way To Success! Why Failure Is So Wonderful!

When Thomas Edison was seeking to invent the electric light bulb, he didn't get it right the first time. Did he immediately throw a 'wobbly' and say, "I'm a big fat failure!"? Did he throw his arms up in the air and sigh, "This is just too hard. I give up!"? Did he grab a bottle of booze and become an alcoholic and live in his memories, slurring to his fellow street bums, "I *hic!* tried to invent *hic!* the electric light bulb once *hic!* .... but it didn't work *hic!* out... life sucks."?

No. No. No!

When it didn't work the first time, Edison made a note of exactly what he'd done and what components he had used. Then he made an adjustment to the experiment and tried again. And when that "failed" he made a note of that, readjusted and tried again. He kept learning from every experiment. He learned all the ways that it wouldn't work. He discovered all the chemicals and elements that wouldn't work. And each time he found a way that wouldn't work, he knew he was closer to finding a way that would work.

It took him approximately 10,000 experiments to invent the perfect set-up for the electric light bulb. There was a lot of learning to go through. Nobody had done it before. He couldn't read a book about it. He simply had to plug away, failing and learning, until he and his muckers worked out the right way to do it.

http://www.wilywalnut.com/Fail-Fast-Success-Failure-Wonderful-Edison.html

Visi 2030

2030, Indonesia Jadi Kekuatan Ekonomi Dunia
Kamis, 22 Maret 2007 13:59 WIB

KEKUATAN EKONOMI: Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (kanan) berbincang dengan Wapres Jusuf Kalla, Chairul Tanjung, dan Anthony Salim usai peluncuran Visi Indonesia 2030, Kamis. Presiden menyatakan 2030 Indonesia jadi kekuatan ekonomi dunia.

Penulis: Kristantyo W Broto

JAKARTA--MIOL: Indonesia diyakini akan masuk dalam lima besar kekuatan ekonomi dunia pada 2030 mendatang. Pasalnya, selama rentang waktu 23 tahun ke depan, perekonomian Indonesia akan mengalami kemajuan pesat dibandingkan saat ini.

Demikian sambutan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono usai mendengarkan paparan tentang Kerangka Dasar Visi Indonesia 2030 oleh Ketua Umum Yayasan Indonesia Forum, Chairul Tanjung di Istana Negara, Jakarta, Kamis (22/3).

Peluncuran Visi Indonesia 2030 ini juga dihadiri Wakil Presiden M Jusuf Kalla, anggota Kabinet Indonesia Bersatu, pimpinan lembaga negara, pengusaha, direksi BUMN, dosen, analis pasar, dan pimpinan media massa. Diantaranya, CEO Indofood Anthony Salim, Managing Director HM Sampoerna Angky Camaro, Dirut BRI Sofyar Basir, Ketua Umum Kadin MS Hidayat, Presiden Komisaris Bosowa Group Aksa Mahmud, pengajar STF Driyakarya Mudji Sutrisno, dan Ketua BPK Anwar Nasution.

Keyakinan Presiden ini muncul karena ada sebuah telaah tentang masa depan, negara-negara yang akan berkembang menjadi negara maju adalah Brazil, India, dan China. Pada 2025, diprediksi Indonesia masuk sebagai tujuh negara maju terbesar bersama China, Amerika Serikat, Uni Eropa, India, Jepang, dan Brasil.

berita.aspid128036_files/128036.jpg

Namun, pada tahun 2030 urutan ini bergeser menjadi China, India, Amerika Serikat, Uni Eropa, Indonesia, Jepang, dan Brasil. Estimasi besar itu berdasarkan potensi ekonomi dari negara tersebut.

"Jangan malu bermimpi. Bangsa besar adalah bangsa yang mampu mewujudkan mimpinya," kata Presiden.

Hal tersebut bisa terwujud, kata Presiden apabila seluruh komponen bangsa bekerja keras mewujudkannya. Namun demikian untuk mencapai posisi terhormat itu, ada banyak pekerjaan rumah yang harus diselesaikan. Mulai dari pengelolaan sumber daya alam, peningkatan kualitas SDM, dan pembenahan sosial.

Untuk melaksanakan pembenahan tersebut, beberapa prioritas harus dilaksanakan seluruh bangsa Indonesia mulai dari sekarang. Yaitu, mewujudkan masyarakat yang beradab dan berkualitas, adanya masyarakat demokratis berdasarkan hukum, mewujudkan keamanan, kesatuan dan kedamaian di dalam negeri dan pembangunan berkeadilan sebagai koreksi di masa lalu.

"Bangsa ini pasti akan menjadi miskin jika kita tidak punya visi pembangunan jangka panjang dan berjuang keras mewujudkannya," tandas Presiden.

Menyoal soal visi pembangunan, Presiden menambahkan pemerintah sesungguhnya sudah mempunyai UU 17/2007 tentang Rencana Pembangunan Nasional Jangka Panjang (RPJM) 2005-2025.

"Bukan membanding-bandingkan karena kita pasti punya kesamaan. Namun Indonesia Forum capaiannya cukup jelas," katanya.

Dalam presentasi Indonesia Forum, disebutkan bahwa Indonesia yang saat ini masuk negara berpendapatan menengah bawah (lower middle income) akan bertahan hingga 2015. Tapi pada tahun 2030, Chairul menjelaskan Indonesia akan masuk menjadi the big five dengan asumsi pertumbuhan ekonomi 7,62% per tahun, laju inflasi 4,95% dan pendapatan per kapita US$18 ribu/tahun.

Diprediksi sebanyak 30 perusahaan di Indonesia akan menjadi bagian dari 500 perusahaan besar di dunia (500 Fortune). (Wis/OL-06)

sumber:
http://www.media-indonesia.com/berita.asp?id=128036